Wednesday 16 July 2014
RUMUS SIDIK JARI
Nerusin yang kemaren nih Gaes.. Kan kemaren saya bilang ada sidik jari ya? Nah, gimana kita bisa cari rumus sidik jari? Waktu kita di kepolisian kabupaten, disna ada tempat khisus unruk cari rumus sidik jari. Syaratnya cuma foto ukuran 4x6 dengan background merah sama administrasi 10ribu rupiah. Murah banget kan??hahaha -_-
Nah nanti kalian bakal dikasih formulir yang isinya bisa kalian lihat di coh yada (ue lupa ga fotoin) huhu Habis itu diisi aja deh. Pertanyaannya standar aja kok, nama, alamat, tinggi, bb, nama ortu, sama ciri2 kalian tu apaan. Rambut kayak gimana, gigig gimana dsb lah..
Oke gaes. Sedikit info aja nih, kalo kmrn sidik jari tu ada yg manual sama yg udah modern.xixix Yg manual tu kita dicap kape item2 gitu tangannya trus baru di hitung rumusnya, tapi skr udah ada yg modern pake elektronik semacam kayak waktu bikin EKTP itu lho. Kadi ga usah khawatir tangan bakal kotor kena areng.hehehe
siip sekian postingan dari saya tentang Sidik jari. Semoga bermanfaat. ^_^
Tuesday 15 July 2014
Surat Keterangan Catatan Kepolisian
Dapet ilmu baru nih guys,hehehe maklum, baru pertama kali
cari SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Ini juga baru tau kepanjangan
SKCK tu apaan.hahaha parah banget yak. >.< Awalnya juga bingung mau
kemana dulu buat cari si SKCK ini. Dan rempong juga cint ternyata.hahaha Harus
ke kelurahan dulu, ke POLSEK, terus ke POLRES. Untuk yang lagi bingung cari
SKCK juga, nih aku bagi pengalaman dan apa aja yang harus disiapin untuk cari
si SKCK itu. Terutama buat kamu yang domisili di SLEMAN DIY.
Pertama, kamu harus ke kelurahan dulu, disini kamu harus
bawa fotokopi KTP, fotokopi akta kelahiran dan fotokopi kartu keluarga. Nanti
disitu kamu bakal dikasih surat pengantar buat dibawa ke polsek di tempat
tinggalmu. Siapin juga uang buat biaya administrasi (kalo kemaren sih bayar Rp.
5.000,-).
Setelah kamu dapet pengantar dari kelurahan, langsung aja
ke POLSEK setempat dan minta dibuatkan pengantar juga buat ke POLRES. Syaratnya
bawa aja semua syarat yang kamu bawa waktu ke kelurahan sana surat dari
kelurahannya. Oh iya ditambah jangan lupa bawa foto terbaru ukuran 4x6 dengan
background merah ya. Inget BACKGROUND MERAH. Background biru ga akan diterima.
Nanti bakal ditanyain mau cari swasta apa negri, kalo kamu yg minat jadi CPNS
minta dua-duanya juga boleh kok ^_^.
Kalo udah dapet surat pengantar dari POLSEK, langsung aja
ke POLRES. Disana ntar kamu langsung ke bagian pembuatan SKCK aja, syaratnya
juga gampang kok tinggal bawa pengantar dari POLSEK, fotokopi KTP, foto 4x6
dengan BACKGROUND MERAH, sama rumus sidik jari. Kalo belum punya rumus sidik
jari, cari dulu Guys ^_^. Setelah syarat dikasih ke petugasnya, ntar kamu bakal
dikasih formulir buat diisi. Diisi aja sesuai dengan contoh yang ada di sana,
kalo selesai nanti tinggal dikasih ke petugasnya lagi. Dan SKCK jadi deh.hehehe
Biaya administrasi cm Rp. 10.000,- per SKCK (untuk CPNS sama swasta beda gaes).
Masih bingung??? Nih aku kasih gambar alurnya aja yak ^_^.
Semoga bisa membantu ^_^
Sunday 13 July 2014
Laporan SILIN 1
BAB I
PENDAHULUAN
Degradasi hutan dan
lahan yang terus meningkat dan produktivitas yang semakin menurun merupakan
masalah serius yang harus dihadapi oleh sebagian besar negara di
dunia.Permasalahan pokok yang terjadi pada kehutanan saat ini adalah kerusakan
hutan dan penurunan produktivitas.Untuk memecahkan permasalahan tersebut,
silvikultur intensif merupakan pilihan strategis dalam pembangunan hutan
tanaman.
Silvikultur intensif
berbeda dengan silvikultur konvensional yang hanya berorientasi pada perumusan
praktek-praktek silvikultur spesifik untuk hutan pada lokasi yang berbeda-beda
dan juga tidak memberikan preferensi satu pendekatan silvikultur lebih baik
daripada yang lain. Silvikutur intensif memberikan keyakinan bahwa semua
pendekatan silvikultur mempunyai peran dalan pengelolaan hutan.Silvikulturis
harus memadukan pengetahuan biologi, ekologi, dan ekonomi dalam
perlakuan-perlakuan praktis yang digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan
pengelolaan hutan dan untuk membuat tegakan-tegakan hutan jadi lebih
bermanfaat. Dengan demikian karakter silvikultur dapat dikenali dari seni
memproduksi dan memelihara tegakan hutan dengan menerapkan pengetahuan ilmiah
yang diperlukan untuk:
1) Mengendalikan
perkembangan dan komposisi serta pertumbuhan tegakan
2) Menerapkan
berbeagai perlakuan untuk membuat hutan lebih produktif dan lebih bermanfaat
3) Mengintegrasikan
konsep-konsep biologi dan ekonomi dalam menentukan dan melaksanakan berbagai
perlakuan yang paling tepat untuk mencapai tujuan.
Silvikulturis masa
depan harus mampu mensinergikan 4 fungsi utama silvikultur, yaitu:
1) Pengendalian
perkembangan, komposisi struktur dan pertumbuhan
2) Fasilitasi
penebangan, pengelolaan, dan pemanfaatan
3) Perlindungan
tapak-tapak dan pohon
4) Pengelolaan
pohon yang tidak sehat
Praktek Silvikultur
Intensif Bagian Silvikultur Fakultas Kehutanan UGM di Institusi Kehutanan yang
relevan bagi mahasiswa Bagian Silvikultur Fakultas Kehutanan UGM dimaksudkan
dapat mencapai tuuan umum praktek silvikultur intensif, yaitu pementapak
kompetensi silvikultur intensif melalui peguatan sinergis dalam pengendalian,
fasilitasi, proteksi, dan pengelolaan/penanganan sebagai kesatuan fungsi utama
pelaksanaan silvikultur.
Saturday 12 July 2014
Tugas Panahan
PENDAHULUAN
Istilah perhatian dan konsentrasi sering
diartikan sarna, pada hal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi (rangsang)
yang diterima untuk memutuskan suatu tindakan (respons). Sedangkan konsentrasi
adalah kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian pada rangsang yang
dipilih (satu objek) dalam waktu tertentu. Artinya, proses terjadinya
konsentrasi selalu didahului oleh adanya perhatian seseorang terhadap
satu objek yang dipilih. Dengan demikian konsentrasi
merupakan perhatian dalam rentangan waktu yang lama,
sehingga selama dalam aktivitas olahraga yang diperlukan adalah
konsentrasi.
Adapun teori model dari perhatian yang
terfokus dipengaruhi oleh dua hal, yaitu luasnya perhatian dan arah
perhatian. Perhatian seseorang dapat meluas atau menyempit dengan arahnya
dapat ke luar maupun ke dalam. Oleh karena itu, daya konsentrasi
seseorang dapat dipengamhi oleh gangguan yang berasal dari dalam maupun dari
luar dirinya. Beberapa gangguan yang berasal dari diri sendiri antara lain
memikirkan kejadian (kegagalan) yang bam saja berlalu,
memikirkan hasil yang akan dicapai, merasa tercekik dan tertekan, gangguan
fisiologis, kelelahan, dan motivasi yang kurang. Sedangkan gangguan dari luar
antara lain rangsang yang mencolok, suara yang keras,dan peran gurat
syaraf yang dilakukan lawan.
Selanjutnya beberapa cara untuk meningkatkan
konsentrasi antara lain melalui melalui pandangan dan pikiran pada satu objek
tertentu, tarik napas dalam-dalam, bahasa tubuh yang baik, dan lakukan rituals
(kebiasaan). Untuk mendukung cara-cara latihan tersebut diperlukan beberapa tip
antara lain pada saat latihan hams menyerupai pertandingan (simulasi), gunakan
kata-kata penyemangat diri, hindari pikiran yang negatif saat
bertanding, lakukan rutinitas yang baik saat latihan, menyusun rencana
bertanding, memfokuskan pandangan, lakukan monitoring terhadap dirinya, dan
bekali diri dengan keterampilan yang ekstra.
Kernarnpuan olahragawan untuk rnernperhatikan
dan rnelakukan konsentrasi sangat tergantung dari kekuatan pengganggu
yang rnuncul. Pada hal selama dalam aktivitas olahraga
banyak ragarn gangguan yang rnuncul dan rnenarik perhatian,
sehingga kernungkinan besar dapat rnengganggu daya konsentrasi
olahragawan dalarn beraktivitas. Ada dua jenis gangguan yang
terjadi pada diri olahragawan pada saat
rnelakukan aktivitas, yaitu gangguan yang berasal
dari dalam dan gangguan
yang berasal dari luar dirinya. Beberapa gangguan
yang berasal dari dalam diri sendiri antara lain
olahragawan selalu rnemikirkan kejadian (kegagalan) yang barn saja
berlalu, rnemikirkan hasil yang akan
dicapai, rnerasa tercekik dan tertekan, adanya
gangguan secara fisiologis,
kelelahan, dan rnotivasi yang kurang. Sedangkan
gangguan yang berasal dari
luar antara lain adanya rangsang
yang rnencolok, suara yang keras,
dan perang urat syaraf yang
dilakukan lawan.
Panahan atau memanah
adalah suatu kegiatan menggunakan busur panah
untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah
panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan untuk berburu
dan kemudian berkembang sebagai senjata
dalam pertempuran dan kemudian sebagai olahraga
ketepatan. Seseorang yang gemar atau merupakan ahli dalam memanah disebut juga
sebagai pemanah.
Olahraga Panahan adalah
olahraga yang membutuhkan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun
melatih mental & meningkatkan kondisi jasmani secara prima. Untuk
mendapatkan ketepatan ketika menembak, atlet pemanah harus memiliki konsentrasi
yang tinggi ketika akan memanah. Oleh karena itu tulisan in iditulis untuk
mengetahui tingkat konsentrasi atlet dalam prestasi panahan.
PEMBAHASAN
Konsentrasi adalah kemampuan olahragawan dalam
memelihara fokus perhatiannya pada lingkungan pertandingan
yang relevan (Weinberg dan Gould, 2003: 353-354). Menurut Martens (1988: 146)
konsentrasi adalah kemampuan olahragawan untuk memusatkan perhatiannya pada satu
rangsang yang dipilih (satu objek) dalam periode waktu tertentu. Selanjutnya,
konsentrasi merupakan kemampuan untuk focus pada berbagai faktor yang
relevan dengan pertandingan dan mampu memeliharanya selama durasi pertandingan (Crespo
dan Miley, 1998: 109). Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka pengertian
konsentrasi mengandung makna arah perhatian yang menyempit (mengkhusus),
suatu fiksasi perhatian terhadap rangsang tertentu, dan kelanjutan perhatian
pada rangsang yang dipilih. Dengan demikian pengertian konsentrasi dalam olahraga
memiliki empat ciri, yaitu (1) fokus pada suatu objek yang relevan (perhatian
yang selektit), (2) memelihara focus perhatian dalamjangka waktu lama,
(3) memiliki kesadaran pada situasi, dan (4) meningkatkan focus perhatian jika diperlukan.
Olahraga panahan adalah salah satu cabang olahraga bukan
saja dapat memberikan prestasi di bidangnya tetapi juga dapat memberikan
tambahan kepada si pemanah agar belajar berkonsentrasi tinggi saat membidik
sasaranya. Bukan hanya papan angka yang tertera di depan saat akan melepaskan anak
panah, akan tetapi sasaran dalam bentuk yang lainnya, seperti cita-cita, karier
dan pendidikan. Olahraga Panahan adalah olahraga yang
membutuhkan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun melatih mental
& meningkatkan kondisi jasmani secara prima.
Dalam olahraga ini konsentrsai atlet sangat dibutuhkan agar
memperoleh hasil yang maksimal.
Friday 11 July 2014
RANCANGAN PROPOSAL JUDUL SKRIPSI
Nama Pengusul :
Heny Endrasari
NIM Pengusul :
09/285450/KT/006566
Usulan Dosen Pembimbing :
1. Priyono Suryanto, S.Hut, MP.
2.
Usulan Dosen Penguji :
1.
2.
KARAKTERISTIK PENYUSUN TEGAKAN PADA MODEL AGROFORESTRY
TREES ALONG BORDER , DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNG KIDUL
1.
LATAR
BELAKANG
Sistem pengolahan lahan yang
melibatkan tanaman semusim dan pohon adalah lebih kompleks dibandingakn dengan
sistem pengolahan monokultur. Sudah sejak lama sistem agroforestri telah
dipraktekkan dengan baik di seluruh dunia, terutama di wilayah tropis. Dalam
prakteknya, pengelolaan agroforestri tidak dapat dipisahkan antara ilmu
kehutanan dan pertanian. Agroforestri menitikberatkan pada pengelolaan antar
komponen dalam satu bidang olah. Pengolahan lahah yang baik memerluakan
persiapan lahan, cara tanam yang tepat, pemilihan bibit berkualitas serta
integrasi berbagai komponen tersebut terhadap komponen sumberdaya lahan.
Penerapan strategi silvikultur yang tepat diperlukan agar petani dapat
mengelola lahan dengan baik.
Sistem agroforestry merupakan
kombiasi berbagai jenis pohon dengan tanaman semusim (van Noordwijk dan
Lusiana, 2002). Menurut Leakey (1996) agroforestry adalah sistem manajemen
sumberdaya alam yang dinamik dan berbasis ekologi, dengan upaya
mengintegrasikan pepohonan dalam usaha pertanian, peternakan untuk mendapatkan
keanekaragaman dan keberlanjutan produksi dalam rangka meningkatkan keuntungan sosial,
ekonomi dan lingkungan.
Usaha pengelolaan lahan berbasis
agroforestri yang talah dilakuan petani menunjukkan adanya perbaikan dari tahap
ke satu menuju tahap selanjutnya.
Kearifan lokal yang dimiliki petani pengelola lahan telah mengaah pada
suatu sistem agroforestri sehingga sering ditemukan pola yang bervariasi antara
lokasi satu dengan yang lain. Hal ini juga dapat terlihat pada lahan petani
Ngalnggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul.
Dari sekian banyak pola pertanaman
yang ada di Desa Nglanggeran, pola yang paling sering dijumpai adalah pola
baris. Pola baris dipilih karena paling
relatif mudah dilakukan, selain itu pola ini memiliki kontribusi hasil tanaman
pertanian dan kayu yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Apabila ditinjau
dari aspek biologis, pola baris juga berfungsi sebagai penahan laju erosi pada
daerah dengan topografi berat.
Pertanaman pada pola baris petani
Ngalnggeran menggunakan berbagai jenis pohon. Pohon yang ada sebaian besar
merupakan pohon mahoni yang sudah banyak ditanam dan memiliki nilai jual yang
tinggi.
Pola pertanaman baris pada
perkembangannya akan menyebabkan interaksi antarkomponen dan apabila tidak
diterapkan strategi silvikultur yang tepat akan mengakibatkan tidak tercapainya
produksi yang optimal. Bentuk
interaksi yang terjadi didalamnya akan mengakibatkan pengurangan ruang berbagi
pada setiap jenis penyusun tegakan, yang berakibat pada tidak optimalnya
produktivitas lahan.
Informasi
mengenai strata tanaman khususnya keragaman spesies pada model agroforestri trees
along border, merupakan dasar dari pemikiran penelitian ini.
2.
TUJUAN
PENELITIAN
a.
Mengetahui
strata tanaman pada berbagai luas lahan dan jenis penyusunnya
b.
Mengetahui keragaman spesies yang mempengaruhi potensi
tegakan pada model pertanaman trees along border
3.
MANFAAT
PENELITIAN
Apabila diketahui strata
tanaman pada pola pertanaman baris (trees along border) maka diharapkan
pengelolaan lahan akan lebih baik serta menghasilkan pertumbuhan yang optimal.
4.
HIPOTESIS
PENELITIAN
Pada strata dan luas
lahan yang terbesar belum tentu memiliki potensi yang besar.
5.
METODE
PENELITIAN
a.
Lokasi
Penelitian
Penelitian dilakukan di Dusun Nglanggeran Kulon,
Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul
b.
Waktu
Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013
c.
Bahan
dan Alat Penelitian
- hagameter
- roll meter
- pita meter
- GPS
- blangko pengamatan
d.
Prosedur
Penelitian
- penugukuran pada setiap pola trees along border meliputi pengukuran tinggi, keliling, tinggi bebas cabang, tinggi tajuk terluar, bentang tajuk, serta koordinat pohon.
- penugukuran pada setiap pola trees along border meliputi pengukuran tinggi, keliling, tinggi bebas cabang, tinggi tajuk terluar, bentang tajuk, serta koordinat pohon.
-
mengkelaskan masing-masing lahan berdasarkan jenis penyusunnya
e.
Analisis
Data
Data yang diperoleh dalam pengamatan nantinya akan
dianalisis dengan metode statistik deskriptif.
6.
DAFTAR
PUSTAKA
Huxley, Peter . 1999 . Tropical Agroforestry
. Blackwell Science Ltd. OxFord
Utomo, T.A . 2006 . Skripsi : Karakteristik Tajuk
Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb.) pada Model Agroforestri Pertanaman Baris
. Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada
Thursday 10 July 2014
TUGAS ESSAY KKN 2013
Agroforestry merupakan
sistem pertanaman yang didalamnya terdapat berbagai macam jenis tanaman,
seperti tanaman berumur panjang, tanaman semusim, maupun hewan ternak. Tanaman
berumur panjang yang biasa ditanam antara lain adalah tanaman berkayu seperti jati
(Tectona grandis), sengon (Paraseriantes falcataria), mahoni (Switenia macrophyla), jabon (Antocepallus cadamba) dan lain
sebagainya. Tanaman musiman yang biasa ditanam pada sistem agroforestry dapat
berupa tanaman buah yang tiap musimnya dapat dipanen, seperti mangga, mete,
jambu biji dan lain sebagainya.
Agroforestry dapat
diaplikasikan pada tegalan maupun pekarangan rumah. Pekarangan rumah di daerah
pedesaan pada umumnya difungsikan untuk menanampohon-pohon berumur panjang,
juga sebagai lokasi kandang ternak. Agroforstry tegalan pada umumnya ditanam
tanaman berumur panjang, namun belum dimanfaatkan secara maksimal, terutama
pada bagian bawah tegakan.
KKN-PPM UGM 2013 yang
bertempat di Desa Tasikhargo, Kecamatan Jatisrono mengambil tema Unit Manajemen
Agroforestry, memiliki misi untuk mengajak masyarakat desa Tasikhargo untuk
memanfaatkan lahan pekarangan dan tegalan sesuai dengan sistem agroforestry.
Sebagian besar masyarakat Tasikhargo hanya memanfaatkan sebagian kecil lahan
pekarangan dan tegalannya untuk menanam tanaman jati serta tanaman semusin
seperti ketela pohon, sedangkan masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan.
Pemanfaatan lahan ang belum dimanfaatkan tersebut diharapkan nantinya dapat
menambah penghasilan serta meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Tasikhargo.
Tegalan yang ada di
Desa Tasikhargo sebagian besar ditanami tanaman jati, sedangkan pekarangan
selain jati sebagain kecil ditanami mahoni. Namun demikian, di bawah tegakan
belum dimanfaatkan oleh pemilik lahan. Bawah tegakan jati dapat dimanfaatkan
sebagai lokasi penanaman pakan ternak, empon-empon dan lain sebagainya,
sedangkan disela-sela tegakan dapat ditanami dengan tanaman musiman seperti
pohon mangga, pohon mete, pohon jambu dan sebagainya. Dengan adannya
pemanfaatan lahan dibawah tegakan dapat meningkatkan taraf penghidupan serta
menambah pendapatan masyarakat. Peluang lapangan kerja di desa tersebut juga
dapad dimanfaatkan warga yang lain, karena sebagain besar warga desa tersebut
merantau ke luar kota dan yang tinggal di desa hanya orang lanjut usia dan
sedikit pemuda.
Penanaman empon-empon
di bawah tegakan memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih
baik karena di Kabupaten Wonogiri terutama di Kecamatan Jatisrono terdapat
pabrik jamu serta banyak penjual jamu tradisional. Peluang tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memproduksi empon-empon seperti kunyit, kencur, jahe dan
sebagainya dan dapat menjadi salah satu pemasok komoditas empon-empon bagi
pedagang maupun pabrik jamu. Namun yang disayangkan adalah ketika banyak petani
yang menanam empon-empon, tengkulak bermain didalamnya sehingga ketika panen
datang harga empon-empon yang tadinya mahal dapat turun dan menjadi sangat
murah. Hal tersebut juga menimbulkan keengganan petani untuk menanam
empon-empon lagi. Komoditas lain yang ada di Desa ini adalah jambiu mete.
Setiap rumah memiliki pohon jambu mete di pekarangan maupun halaman rumah
mereka. Sama halnya dengan empon-empon, ketika panen mete dimulai hasil panen
mete tidak dijual ke koperasi, melainkan dijual ke tengkulak sehingga keuntungan
mereka sangat kecil. Buah mete yang kurang bagus nantinya akan disimpan dan
dikonsumsi sendiri.
Pengenalan jenis
tanaman jabon yang dilakukan adalah untuk sharing ilmu dan memperkenalkan jenis
tanaman baru yang mungkin belum semua masyarakat Desa Tasikhargo mengetahuinya.
Antusias masyarakat sangat baik, dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan untuk mendapat informasi yang lebih banyak. Pengenalan jabon
dilakukan karena sedikitnya minat masyarakat untuk menanam jenis tanaman baru,
yang sebenarnya memiliki nilai ekonomi yang tidak kalah tinggi dengan tanaman
jati. Tanaman jabon memiliki keunggulan karena merupakann jenis tanaman fast
growing yang nanatinya juga dapat dipanen lebih cepat dibandingkan dengan
tanaman jati. Jika masyarakat mau menanam tanaman jabon berdampingan dengan
tanaman jati maka akan memiliki dua keuntungan, yaitu jangka pendek (ketika
memanen jabon pada umur 7-10 tahun) dan jangka panjang (panen jati ketika umur
50-60 tahun).
Kayu jabon memiliki
nilai ekonomi yang lumayan cukup tinggi, karena kayu jabon dapat dimanfaatkan
sebagai bahan kayu lapis maupun kayu pertukangan sepertihalnya kayu jati yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan digunakan sebagai kayu pertukangan dengan
kelas pertama. Harga kayu dapat tinggi apabila kayu dijual pada pihak yang
benar. Desa Tasikhargo memiliki koperasi, namun tidak berjalan bahkan dapat
dikatakan “hidup enggan, mati tak mau”. Hal tersebut karena koperasi yang ada
di Desa ini hanya digunakan ketika ada proyek dari pusat, sedangkan pada
hari-hari biasa koperasi tidak berjalan. Koperasi Desa yang tidak berjalan
mengakibatkan sebagian besar petani menjual hasil panen berupa kayu maupun
hasil tanaman semusim kepada tengkulak yang memberikan harga yang jauh dari
layak, padahal seharusnya mereka dapat mendapatkan hasil yang jauh lebih besar
jika pengelola koperasi mampu menjalankan koperasi sesuai dengan kaidah
koperasi. Adanya tengkulak yang bermain di belakang petani mengakibatkan
rendahnya pendapatan yang diperoleh masyarakat.
Selain sebagai petani,
mata pencaharian lain masyarakat Desa Tasikhargo adalah menjadi buruh emping.
Sebagian besar masyarakat, terutama ibu-ibu, memiliki matapencaharian sebagai
buruh pembuat emping melinjo ketika panen melinjo datang. Upah perkilo dari
hasil buruh emping adalah Rp. 5.000,-
dan tiap harinya buruh emping dapat membuat emping antara 1-2 kg. Harga
yang diberikan kepada buruh emping jauh lebih rendah dari usaha yang
dikeluarkan (tenaga) ketika membuat emping, sedangkan harga jual emping melinjo
jadi adalah Rp.17.000,- sampai Rp. 20.000,- per kilonya. Hal ini juga
mengakibatkan pendapatan masyarakat menjadi lebih rendah.
Selain pengenalan
agroforestry, KKN-PPM UGM 2013 di Desa Tasikhargo ini juga mengembangkan CASM
(Capability, Availability, Suitability, Managebility) yang mencakup
produduktivitas lahan, ketersediaan lahan, identifikasi teknologi yang akan
dibawa masuk, serta kegiatan manajemen yang dapat dilakukan. Pengembangan CASM
yang telah dilakukan oleh Tim KKN-PPM
UGM 2013 antara lain mengetahui produktivitas yang ada berdasarkan komoditas
yang dipalikasikan pada peta komoditas yang bekerjasama bersama antara Fakultas
Kehutanan, Fakultas Geodesi dan Fakultas Geologi. Produktivitas yang diketahui
sebagian besar lahan sawah, pekarangan dan tegalan ditanami dengan tanaman
semusim seperti ketela pohon (di tegalan dan pekarangan) serta padi dan kedelai
di persawahan. Tanaman semusim yang ditanam oleh petani di Tasikhargo seperti
kedelai, jagung dan padi dirotasi setiap tahunnya. Komoditas lain yang ada
antara lain mete serta pohon jati yang ada di tegalan (hutan rakyat). Selain
mengetahui produktivitas lahan yang ada, Tim KKN juga mensurvey kepastian lahan
dengan survey penggunaan lahan yang juga diaplikasikan dalam bentuk peta penggunaan
lahan Desa Tasikhargo. Kepastian lahan
lain yang digunakan adalah dengan Latter C (data kepemilikan lahan), namun
belum diaplikasikan karena nomor persil dan peta yang digunakan kurang sesuai.
Peta dasar yang digunakan merupakan peta bidang, sedangkan nomor persil yang
ada adalah nomor per kepemilikan lahan. Aplikasi teknologi yang akan digunakan
untuk mengelola lahan yang ada. Teknologi
yang mungkin dapat digunakan antara lain dengan masuknya sistem
agroforeatry baik di tegalan maupun di pekarangan. Kegiatan dari CASM yang
belum dilakukan adalah manageability. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
waktu yang diberikan kepada tim KKN.
Wednesday 9 July 2014
Laporan KKN-PPL (BAB I)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Analisis
Situasi
Sebelum
melaksanakan kegiatan PPL di sekolah, terlebih dahulu dilakukan observasi dan
analisis tentang proses pembelajaran olahraga di SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA untuk
mengetahui segala potensi dan permasalahan yang ada sebagai pedoman menyusun
PPL yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai strategi pembelajaran yang akan
diterapkan.
Mata
pelajaran Olahraga diberikan kepada siswa kelas X, XI dan XII. Dalam satu
minggu siswa mendapatkan pelajaran olahraga sebanyak 1 x pertemuan dimana
masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit. Dari hasil pengamatan
diperoleh berbagai informasi baik tentang perangkat pembelajaran, proses
pembelajaran, maupun perilaku siswa. Mengenai perangkat pembelajaran, baik
KTSP, Silabus, maupun RPP sudah ada. Sedangkan dari proses pembelajaran, dapat
diketahui bahwa secara keseluruhan cara mengajar guru sudah baik. Untuk suasana
pembelajaran di luar kelas, guru sudah dapat menjalin komunikasi dengan siswa
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA memiliki beberapa kelebihan yang mendukung proses
belajar-mengajar olahraga. Kelebihan-kelebihan tersebut antara laen:
a. Adanya
lapangan bola voli, bola basket, bulutangkis yang memadai di halaman depan yang
potensial bagi peningkatan pembelajaran olahraga
b. Adanya
sarana olahraga antara lain bola voli, bola basket, cakram, peluru, matras,
lembing, dan sarana prasarana lainya yang dapat digunakan dalam proses KBM
sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar olahraga.
c. Adanya
kegiatan ekstrakulikuler permainan voli dan basket yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam bakat berolahraga.
d. Adanya
LCD di setiap kelas yang memudahkan guru dalam menggunakan media pembelajaran.
Selain mempunyai kelebihan-kelebihan di atas, SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA juga mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya:
a. Halaman
parkir yang kurang sehingga lapangan yang tersedia untuk kegiatan belajar
mengajar olahraga kadang penuh untuk parkir sehingga kegiatan praktik olahraga
terganggu.
SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA memiliki fasilitas antara lain:
1. Ruang
Kelas
2. Ruang
Perpustakaan
3. Ruang
Tata Usaha ( TU )
4. Ruang
Kepala Sekolah
5. Ruang
Bimbingan Konseling ( BK )
6. Ruang
Guru
7. Ruang
Osis
8. Ruang
Unit Kesehatan Sekolah ( UKS )
9. Ruang
Koperasi Sekolah
10. Ruang
Ava ( Aula pertemuan )
11. Laboratorium
Kimia
12. Laboratorium
Fisika
13. Laboratorium
Biologi
14. Laboratorium
Komputer
15. Tempat
Ibadah
16. Kamar
Mandi ( Guru, Karyawan dan siswa )
17. Gudang
18. Gudang
Pecinta Alam
19. Tempat
Parkir
Fasilitas tersebut pada umumnya
dalam kondisi, walau ada beberapa fasilitas yang masih kurang memadai dan
kurang berfungsi dengan baik.
Media Pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar di SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA sudah cukup memadai.
Mulai dari perangkat konvesional seperti Whiteboard, Over head proyektor (OHP),
Sampai pada perangkat modern seperti LCD.
B. Perumusan Program dan Rancangan
Kegiatan PPL
Berdasarkan
observasi dan analisis situasi yang telah dilakukan, maka dirumuskan beberapa
program kegiatan sebagai berikut:
A.
Praktik
Mengajar
a. Pelaksanaan : Juli – Agustus 2011
b. Sasaran : Siswa kelas X.D , X.E , XI
IPA 1 , XI IPA 2 , XI IPA 3 , XI IPS 1 , XI IPS 2
c. Tujuan
: Mengintegrasikan dan mengimplemasikan ilmu yang telah dikuasai mahasiswa ke
dalam praktek keguruan atau kependidikan.
d. Bentuk
: Kegiatan mengajar siswa di luar kelas dan di dl dalam kelas.
B.
Pelaksanaan
Evaluasi
Evaluasi
merupakan tolak ukur keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas dan
di lapangan. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemapuan siswa
dalam menangkap atau memahami materi yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
Dimana sebelum melaksanakan evaluasi, mahasiswa telah menentukan kriteria
penilaian dari setiap yang sudah disampaikan. Selain evaluasi yang berupa
praktek, praktikan juga seringkali megadakan post-test dan Pre-test. Hal ini
dilakukan agar siswa dapat mengingat kembali pelajaran yang telah diberika sebelumnya.
Dalam setiap kegiatan pengambilan nilai memiliki indicator sesuai dengan
kurikulum yag sedang digunakan di sekolah.
C.
Mempelajari
Administrasi Guru
Kegiatan ini
bertujuan agar mahasiswa benar-benar mengetahui tugas-tugas administrasi guru
selama mengajar di kelas. Selama program PPL berlangsung, pembuatan
administrasi oleh guru otomatis harus dilakukan antara lain meliputi, Program
Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus, Analisis Materi
Pembelajaran (AMP), Buku Agenda Mengajar, dan Daftar Penilaian. Namun dalam hal
dan kesempatan ini mahasiswa baru mempelajari mengenai daftar penilaian.
Subscribe to:
Posts (Atom)